Jumat, 07 Juni 2013

EMOSI

Pengertian Emosi
Pada tahun 1899 Charles Darwin mencatat ada banyak emosi pada manusia Misalnya; Takut dan Marah . Hal tersebut juga dapat ditemui pada anjing , burung dan binatang yang lain . Mengapa hewan mengalami emosi?  Emosi juga berpengaruh untuk seleksi alam pada mahuk hidup . Emosi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal kemudian diwariskan secara genetis kepada penerusnya dan terus diperkaya oleh pengalaman – pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan .Apa yang dirasakan manusia dalam varian emosi dan ekspresinya telah dipelajari oleh para ilmuwan , khususnya yang berkecimpung dibidang tingkah laku manusia .
Emosi adalah keadaan dimana seseorang menerima rangsangan dari luar, baik rangsangan itu negatif maupun positif. Rangsangan positif maksudnya adalah rangsangan yang membuat hati seseorang itu senang, sedangkan negatif maksudnya adalah rangsangan yang membuat seseorang itu merasa sedih atau marah. Kadang emosi sedih bisa juga dikaitkan dengan emosi yang berasal dari rangsangan positif.
Banyak orang menganggap emosi itu adalah sikap seseorang yang muncul ketika orang itu sedang marah. Namun kenyataannya tidak, emosi memiliki berbagai macam jenis, marah, sedih, senang, bingung, itu semua termasuk dari emosi. Yang membedakan adalah bagaimana cara mereka mengungkapkan rasa emosi itu. Dan emosi itu terjadi sesuai dengan keadaan yang sedang orang itu alami. Sikap – sikap yang dikeluarkan juga berbeda – beda. Definisi setiap orang tentang emosi itu berbeda – beda, oleh karena itu hal ini menjelaskan bahwa emosi adalah sebuah fenomena yang sangat kompleks. Namun demikian, semuanya tetap ada benang merahnya. Ada lima benang merah diantara definisi emosi, yakni emosi dipicu oleh interpretasi seseorang terhadap suatu kejadian, adanya reaksi fisiologis yang kuat, ekspresi emosionalnya berdasarkan pada mekanisme genetika, merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya, dan membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan.
•         Emosi dipicu oleh interpretasi terhadap suatu kejadian. Emosi ini muncul ketika anda mengalami suatu kejadian. Misalnya, ketika anda sedang mengerjakan tugas kuliah,  dan anda mendapatkan nilai yang memuaskan, anda akan mengeluarkan emosi senang, atau sedih karena anda merasa bangga pada diri anda sendiri. Atau mungkin anda mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan kerja keras yang anda telah lakukan, anda akan menunjukan sikap emosi baik itu marah, ataupun kecewa. Oleh karena itu definisi ini merupakan definisi dari emosi yang sangat umum.

•         Reaksi fisiologis yang kuat. Emosi muncul disertai adanya reaksi fisiologis yang cukup untuk membuat Anda menyadari adanya perbedaan dalam diri Anda. Misalnya detak jantung meningkat cepat, tangan gemetar, ingin kabur, dan sebagainya.

•         Ekspresi emosionalnya berdasarkan pada mekanisme genetika. Artinya, semua orang memiliki kemiripan dalam mengekspresikan emosi. Baik itu emosi senang, sedih, marah, semua orang memiliki ekspresi yang sama. Pria – perempuan, hitam – putih, indonesia – dengan negara – negara lain, semua memiliki ekspresi yang sama.

•         Emosi merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya. Melalui emosi, seseorang menyampaikan maksud pada orang lain. Takut yang dialami seseorang sebagai informasi bahwa ia tidak mau melakukan sesuatu. Marah yang dialami merupakan informasi bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti perlakuan yang sudah diterimanya. Pendek kata, melalui emosi kita tahu apa yang telah terjadi.

•         Emosi membantu adaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan. Bayangkan jika manusia tidak merasa takut terjun ke dalam jurang. Maka, mungkin kematian manusia adalah hal yang biasa terjadi. Karena adanya takut, maka manusia berupaya menyiasati adanya jurang, mungkin membuat jembatan, membuat pagar pembatas, atau menjauhinya.
Kemunculan emosi biasanya spontan, tidak disadari dan tanpa diniatkan. Tiba-tiba saja Anda mengalami emosi tertentu. Anda baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu Anda alami. Misalnya Anda bertemu orang asing, maka spontan saja Anda mengalami emosi. Anda tidak akan bisa meniatkan untuk mengalami emosi tertentu. Karena emosi adalah sikap yang terjadi bukan karena dibuat – buat, tapi bukan berarti anda tidak bisa melakukan emosi dengan sengaja atau dibuat – buat. Contohnya, ketika seorang aktor memerankan suatu peran, dimana peran itu mengharuskan dia menangis, marah, kesal, senang, terkejut, dan lain – lain, mereka melakukan emosi dengan sengaja atau dibuat – buat. Namun melakukan hal ini sangat susah, dan tidak semua orang bisa melakukan hal ini tanpa berlatih.

WATSON-TELLEGEN MAP

Watson dan tellegen Map menggambarkan bagaimana watson dan tellegen mendesskripsikan bagian bagian emosi yang dapat diibaratkan seperti mata angin yang berlawanan Timur-barat , Utara-Selatan. Terdiri atas 4 bagian antara lain High Positive Affect , Low positive Affect , High Negative affect dan low negative affect. 3 TEORI EMOSI 1.Teori James-Lange Teori James-Lange begitu teori ini disebut setelah william james dari amerika dan Carl Lange dari Denmark secara bersamaan mengemukakan teorinya.Carl Lange mengatakan emosi identik dengan perubahan peredaran darah .Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh william james dengan mengatakan Emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan – rangsangan dari luar . Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”. Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi: (1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi, (2) kita bereaksi ke situasi tersebut, (3) kita memperhatikan reaksi kita. Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional.Teori ini menekankan emosi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada diri mahluk hidup . ketika melihat Harimau lepas dari kandangnya kita pun langsung lari terbirit-birit dan kemudian jantung berdebar . Dengan perkataan lain kita takut karena jantung berdebar-debar bukan sebaliknya lari dan jantung berdebar-debar akibat dari rasa takut . Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti. 2. Teori Cannon-Bard Walter Bradford cannon , psikolog amerika serikat menolak teori james-lange yang lebih dahulu popular.Kembali pada contoh harimau lepas tadi , pada saat berpapasan dengan harimau , maka hipotalamus yang ada didalam otak melakukan dua hal secara simultan . Pertama , ia menstimulasi sistem syaraf otonom untuk memproduksi atau mengaktifkan perubahan –perubahan fisiologis , seperti meningkatnya degup jantung , napas yang cepat dan sebagainya .Kedua hipotalamus mengirim pesan kepada cerebral cortex dimana pengalaman emosi dirasakan .Phillip Bard yang datang kemudian mendukung teori ini melalui penelitian-penelitiannya sehingga teori ini disebut teori cannon-Bard.Teori ini hendak menjelaskan bahwa persepsi terhadap objek yang dapa menimbulkan emosi diproses secara simultan oleh dua instansi yakni sistem saraf otonom dan erebral cortex. Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah: (1) ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh, (2) ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan. Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan. 3. Teori Kognitif tentang Emosi Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah: 1. Interpretasi stimuli dari lingkungan Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara fisiologis. 2. Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri. Ilustrasi tiga teori besar dari emosi: (1) James-Lange theory, (2) Cannon-Bard theory, dan (3) Cognitive theory
 


Fisiologi dan Lie Detector
Keadaan Fisiologis yang menyertai emosi tertentu pada beberapa orang, untuk bisa mengenali bahwa kita sedang akan mulai beremosi itu agak sulit. Tapi sebenernya kalau kita lebih aware kita bisa mengenalinya. 
Caranya? Biasanya kalau kita mau mulai merasakan suatu emosi tertentu, ada kondisi fisiologis yang menyertainya. Ada yang merasa darah mulai naik ke kepala, ada yang debar jantungnya jadi lebih cepat, ada yang merasa dadanya sesak, ada yang merasa perutnya sakit, ada juga yang mual, dll. 
Perubahan kondisi fisiologis ini yang bisa jadi alarm buat kita bahwa kita akan mulai merasakan suatu emosi tertentu. Jadi usahakan untuk lebih peka terhadap perubahan kondisi fisologis diri sendiri saat menghadapi suatu situasi.
Apa itu tes lie detector dan seberapa valid untuk menginvestigasi kejahatan ? Dalam tes lie detector ,individu ditanyai perrtanyaan-pertanyaan tentang kriminal dan pada saat itu juga dilakukan penghitungan fisiologi yang dapat mengindikasikan rangsangan simpatetis dari sistem saraf otonom seperti berkeringat, tekanan darah,heart rate,breathing rate dan ketegangan otot.Dan alat yang digunakan untuk menghitung itu semua disebut dengan Polygraph .
Sebuah instrumen poligraf pada dasarnya adalah kombinasi alat-alat medis yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dalam tubuh. Seseorang akan ditanya tentang peristiwa atau kejadian tertentu, para pemeriksa akan melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan dan aktivitas elektro-dermal (keringat, dalam kasus ini jari-jari) perubahan perbandingan tingkat normal. 
Lie Detector mendeteksi adanya kebohongan dari sistem gelombang. bila seseorang bohong maka gelombang akan bergetar cepat. sebaliknya jika seseorang jujur, maka gelombang tidak bergetar dengan cepat dan tidak terdeteksi oleh Lie Detector.
Berikut sensor sensor yang terpasang ke tubuh kita saat melakukan sebuah tes kebohongan:
1. Sensor Respiratory rate (pneumographs), berwujud tabung karet yang berisi udara dan di ikatkan mengelilingi area perut/dada. Ketika dada atau otot-otot perut mengembang, udara di dalam tabung  dipindahkan dalam bentuk grafik pada layar. 
2. Sensor Tekanan darah. Sebuah alat pengukur tekanan darah ditempatkan sekitar lengan (mirip alat tes tekanan darah pada medis). alat ini mencatat perubahan-perubahan dalam tekanan darah dan dengan sebuah alat data tersebut dikirim dan dimunculkan dalam Grafik.
3. Galvanic skin resistance (GSR). Ini juga disebut pencatat aktivitas elektro-dermal dan pada dasarnya adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda (di pasang 2 sensor di ujung jari anda). Ujung jari adalah salah satu daerah yang paling berpori pada tubuh dan indikasinya adalah jika kita berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan alami muncul disaat orang berbohong.
Tes ini berdasarkan pada asumsi atau perkiraan bahwa seseorang akan bereaksi secara emosional dan secara otonom ketika mereka menceritakan kebohongan .Lie detector itu sendiri menggunakan langkah –langkah yang disebut dengan  guilty knowledge test  .Disini individu ditanyai pertanyaan yang akan hanya diketahui dengan guilty party .Sebagai contoh penguji tersebut akan bertanya apakah orang tersebut telah mencuri seperti cincin,jam ataupun dompet .Jika yang dicurigai menjawab tidak namun menunjukkan reaksi dalam sistem saraf simpatetis otonom maka hassilnya akan menunjukkan bersalah pada orang yang dicurigai tadi  .Tes ini dianggap perlu karna bahkan orang yang tidak bersalah akan bereaksi secara emosi apabila ditanya seperti” Apakah kamu mencuri di rumah Smith ?”
Psikolog David Lykken telah membuat studi tentang pendeteksi kebohongan yang careful dan wajar selama bertahun-tahun.20 tahun yang lalu dia mengakhiri bahwa lie detector yang telah dilatih itu memilki hasl yang akurat dalam mendeteksi penipuan tetapi terdapat error yang sangat tinggi untuk dapat diterima. Berdasarkan akumulasi bukti sejak saat itu, namun ia telah baru-baru ini menyimpulkan bahwa mereka tidak jauh lebih akurat daripada melempar koin. Walaupun  penggunaannya telah dilarang di proses pengadilan federal tetapi mereka masih digunakan dalam interogasi polisi dan oleh pembisnis untuk menyaring karyawan.











Role of learning and Culture in Emotions
Banyak Psikolog percaya bahwa setidaknya emosi yang paling mendasar adalah bawaan dan tidak harus dipelajari.Perbandingan budaya yang berbeda namun belajar  memainkan peran penting dalam emosi dengan 2 cara. Pertama,cultural leaning mempengaruhi mengekspresikan emosi lebih dari apa yang dialami .Sebagai contoh,beberapa budaya membebaskan untuk mengekspresikan emosi namun di budaya lain mengajarkan individu melalui modelling dan reinforcement untuk menampakkan hanya sedikit emosi mereka di muka umum.
Paul Ekman melakukan studi cerdas tentang pengaruh pembelajaran budaya dalam mengekspresikan emosi.Mereka menunjukkan orang-orang Jepang dan Amerika yang merupakan peserta film tidak menyenangkan yang melibatkan rasa sakit dan cidera kemudian merekam ekspresi wajah mereka.Ketika orang-orang dari 2 budaya tersebut sedang sendiri tidak ada perbedaan ekspresi muka di keduanya namun ketika figur itu hadir  juga dalam ruangan maka .Orang –orang jepang lebih menutupi ekspresi negatif dengan persamaan senyum daripada orang-orang amerika  .Itu terlihat bahwa di budaya jepang terdapat larangan mengekspresikan emosi negatif.
Kedua,Ada perkumpulan bukti-bukti bahwa orang-orang dengan budaya yang berbeda cenderung menafsirkan dengan berbeda situasi-situasi yang menciptakan reaksi emosional .Ini masuk akal pada teori perspektif kognisi emosi bahwa situasi stimulus yang sama daapt menimbulkan reaksi emosional yang sangat berbeda dalam dua orang yang berbeda jika mereka menginterpretasikan situasi berbeda.Ini terlihat bahwa interpretasi seseorang merupakan hasil  dari perbedaan pengalaman pembelajaran sosial.Oleh karena itu masuk akal bahwa orang yang dibesarkan dalam budaya berbeda bisa belajar untuk menafsirkan rangsangan emosional yang berbeda.
Klaus Scherer mempelajari topik ini dengan mengumpulkan data di 37 negara .Tiap masing-masing negara terdapat 100 mahasiswa yang diminta untuk mengingat situasi yang pernah mereka alami  .Mereka kemudian ditanya sejumlah pertanyaan bagaimana peristiwa tersebut memicu emosi mereka .Scherer menemukan lebih banyak persamaaan daripada perbedaan .Sebagai contoh mahasiswa dari Afrika lebih suka menunjukkan ekspresi emosi negatif mereka sebagai akibat dari perilaku orang lain dan untuk menunjukkan perilaku yang disebabkan oleh ketidakmoralan dan terhadap perilaku seperti itu.
Perbedaan budaya dalam emosi  merupakan hal yang baru .Tapi satu yang menjanjikan untuk membertitahu kita banyak tentang emosi manusia .Jika ada perbedaan budaya yang penting dalam bagaimana kita menginterpretasikan dan mengetahui arti emosi dalam setiap kejadian dalam hidup kita,kita harus memahami  perbedaan ini karena warga dunia adalah untuk sepenuhnya berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain .  























The Pursuit of Happiness (Mengejar Kebahagiaan)
Para psikolog telah membuat beberapa penelitian mengenai “kebahagiaan”. Ada beberapa pertanyaan mengenai faktor yang diduga mempengaruhi kebahagiaan, yaitu:
Apakah uang dapat membeli kebahagiaan?
Jika kita melihat beberapa negara di seluruh dunia, beberapa masyarakat pada Negara maju lebih cenderung mengatakan bahwa mereka lebih bahagia dibandingkan dengan masyarakat pada Negara miskin. Namun hal ini tidak bias dijadikan patokan bahwa masyarakat pada Negara maju tersebut memiliki kebahagiaan karena uang. Ada 2 sebab mengapa hal tersebut tidak bias dijadikan patokan. Pertama, karena Negara maju adalah negara yang memiliki pemerintahan yang stabil dan rakyatnya memiliki hak-hak dan kebebasan, sehingga dapat dikatakan tidak jelas apakah kebahagiaan yang dirasakan rakyat Negara maju berasal dari hak-hak dan kebebasan atau uang yang dimilikinya. Kedua, di antara warga negara-negara maju, ada sedikit korelasi antara pendapatan dan kebahagiaan seseorang.ini karena, setelah kebutuhan dasar seseorang untuk makanan, tempat tinggal, dan keamanan terpenuhi, membuat uang tidak banyak berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang.
Apakah memiliki teman-teman dan pasangan romantis membuat Anda bahagia?
Baik pria maupun wanita yang menikah atau berada dalam hubungan berkomitmen yang romantis sedikit lebih mungkin untuk melaporkan bahwa mereka bahagia daripada orang dewasa yang tidak pernah memiliki pasangan (Myers, 2000). Ada kemungkinan bahwa orang yang lebih bahagia dapat memikat teman dan pasangan yang romantis. Tentu kita tidak merasakan bahagia pada semua hubungan pribadi, hanya hubungan yang memiliki keintiman atau keakraban yang memberikan kita rasa bahagia. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang menjadi jauh lebih bahagia setelah mereka menikah, yang lain menjadi kurang bahagia, sementara sebagian orang menjadi sedikit lebih bahagia (Lucas & others, 2003). Ada kemungkinan bahwa pernikahan hanya memberikan kebahagiaan ketika mereka dapat bersifat adil dan bebas dari konflik yang serius.
Apakah bekerja membuat Anda senang?
Pekerjaan terlihat sebagai contributor utama pada kebahagiaan. Terlihat pada orang-orang yang dipecat yang kehilangan kebahagiaannya. Namun, kebahagiaan yang kita peroleh dari kerja tergantung pada alasan kita untuk bekerja. Bagi orang-orang yang menjadi terlibat dalam kegiatan mereka (pekerjaan, pekerjaansukarela, hobi, dll) yang secara intrinsik termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan ini, dan yang memandang tantangan sebagai satu-satunya hal yang harus mereka temui, kerja adalah sumber kebahagiaan (Kasser&ryan, 1993); Massimi&DelleFave, 2000). Di sisi lain, bekerja keras hanya untuk membuat banyak uang dan memiliki harta benda sering merugikan hubungan social dan keluarga dan menyebabkan ketidakbahagiaan.


Apakah agama membuat Anda bahagia?
Bukti di sini adalah campuran dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan keyakinan agama yang kuat lebih bahagia daripada yang lain (Myers, 2000), tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi. Karena hal yang bertentangan ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut pada topic ini.

Kebahagiaan ini terkait dengan kepribadian kita sampai batas yang cukup.Untuk saat ini, diketahui bahwa orang yang mendapat skor tinggi pada pengukuran "extraversion" (kepribadian social out-going dan tanpa hambatan) cenderung lebih bahagia daripada orang lain. Dan juga orang yang mendapat skor rendah pada trait kepribadian "neurotisisme" (yang berarti bahwa mereka tidak marah dengan mudah dan cepat sembuh ketika mereka marah) juga cenderung untuk menjadi bahagia (Diener& others, 2003; Schimmack& others, 2002). Data dari sebuah studi besar dan penting dari 2.310 kembar setengah baya menunjukkan bahwa factor genetic mempengaruhi setengah dari kebahagiaan kita yang membuat kita berbeda satu sama lain. Temuan ini menunjukkan bahwa banyak kebahagiaan kita tergantung pada gen kita, mungkin karena pengaruh besar genetika pada trait kepribadian kita. Bahkan jika itu benar bahwa setengah dari perbedaan dalam kebahagiaan antara orang-orang adalah hasil dari genetika, namun, setengah lainnya tetap berada di tangan kita.
KeragamanManusia: PerbedaanBudayadalamKebahagiaan
Ketika suatu ukuran kebahagiaan diberikan kepada masyarakat di negara yang berbeda, terlihat jelas bahwa ada beberapa negara yang lebih bahagia dibandingkan Negara lainnya.Ada perbedaan yang jelas dalam tingkat kebahagiaan yang dilaporkanbahkan di antaranegara-negara dengan demokrasi yang stabil dan pendapatan yang tinggi.Contohnya, rata-rata tingkatkebahagiaan yang dilaporkan dalam Denmark adalah 33 persenlebihtinggidaripada yang dilaporkan di Jepang.Hal initelahmenyebabkanbeberapapsikologberhipotesisbahwabudayaJepang, yang berfokuspadakesejahteraankelompokdaripadaindividu, tidak mendorong tingkat tinggi kebahagiaan individu.Untuk mendukung pandangan ini, hubungan yang kuat antara trait kepribadiandan kebahagiaan ditemukan untuk menjadi sangat mirip dalam banyak kebudayaan.Bagaimanapun juga, bahwa hal yang berbeda tersebut membuat orang dalam budaya yang berbeda merasa bahagia.






Agresi: Aspek Emosional dan Motivasi

Agresi sangat penting bagi umat manusia.Pada saat ini manusia sedang berusaha untuk menciptakan masyarakat yang beradab.Namun, kenyataan yang menyedikan pada saat ini adalah tidak ada satupun catatan spesies hewan yang mendekati catatan manusia dalam hal tindakan kekerasan dan berbahaya untuk melawan anggota spesiesnya sendiri.
Sifat agresif yang menyebabkan kekerasan terus terjadi, seperti di AmerikaSerikat, meskipun penurunan terakhir, kekerasan telah menjadi yang kedua yang paling umum penyebab kematian di antara 15 hingga 24 tahun usia setelah kecelakaan, dan itu adalah penyebab utama kematian di antara laki-laki AmerikaAfrika. Mungkin yang paling tidak bias dimengerti adalah frekuensi agresi terhadap anggota keluarga sendiri.Lebih dari sepertiga dari pembunuhan diselidiki oleh  FBI telah dilakukan oleh salah satu anggota keluarga terhadap yang lain dan beberapa3 persen melibatkan pembunuhan anak oleh orang tua. Setiap tahun di AmerikaSerikat, 4 juta suami dan istri menyerang satu sama lain, sehingga lukaparah dalam seperempat juta kasus. Setiap tahun, juga, dua juta anak-anak ditendang, ataudipukuli oleh orang tua mereka.
Agresi adalah sebuah fenomena kompleks dengan aspek baik motivasional dan emosional yang harus kita periksa dengan baik. Seperti topik yang paling penting dalam psikologi, agresi telah menjadi focus dari banyak penelitian dan spekulasi teoritis. Satu pandangan menyatakan bahwa agresi adalah naluri alami, yang lain menunjukkan bahwa itu adalah reaksi alami untuk efek samping seperti frustasi dan rasa sakit, dan sudut pandang ketiga menganggap agresi sebagai perilaku telah yang dipelajari. Kita akan melihat posisi-posisi teoritis tersebut satu per satu.












1.Pengertian Agresi
Agresi adalah suatu topik yang mempunyai arti penting tertinggi pada ras manusia . Agresi walaupun merupakan konsep yang sangat familiar tetapi tampaknya tidak mudah untuk mendefinisikannya. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron & Byrne, 1994; Brehm & Kassin, 1993; Brigham, 1991). Dalam hal ini, jika menyakiti orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi. Rasa sakit akibat tindakan medis misalnya, walaupun sengaja dilakukan bukan termasuk agresi. Sebaliknya, niat menyakiti orang lain tetapi tidak berhasil, hal ini dapat dikatakan sebagai perilaku agresi.
Unsur Subjective Judgement  Dominan 
Ketika perilaku agresi dipandang dari sisi niat, hal ini menjadi sesuatu yang mempunyai nilai subjektif.
Offensive Aggression 
Bagaimana kita tahu bahwa perilaku agresi yang dilakukan itu merupakan sesuatu yang didasarkan niat atau tidak? Di masyarakat banyak perilaku agresi yang tidak ditujukan langsung pada sumber penyebab agresi tetapi diarahkan secara tidak langsung. 
Retaliatory aggression 
Perilaku agresi yang merupakan respon provokasi. 
Instrumental aggression 
Perilaku agresi yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lain, misalnya membunuh korban untuk merampok hartanya.
Mengapa ada manusia yang sangat agresif? Apa yang dapat kita lakukan untuk menahan kekerasan dalam masyarakat ? Agresi adalah suatu peristiwa kompleks dengan kedua aspek motivasional dan aspek emosional yang perl diuji secara hati-hati. Seperti kebanyakan topik penting dalam psikologi, agresi telah menjadi fokus banyak riset dan spekulasi teoritis.

Satu pandangan menyataakan  agresi itu adalah suatu naluri alami, yang lain menyatakan bahwa itu adalah suatu reaksi alami ke peristiwa kurang baik seperti frustrasi dan sakit, dan pandangan ketiga menyatakan bahwa agresi sebagai  perilaku yang dipelajari. Kita akan memperhatikan satu demi satu teorinya.



2. Freud’s Instinct Theory (Freud)
Freud mengatakan bahwa semua manusia dan binatang lahir dengan naluri/insting agresif yang kuat. Naluri/insting ini menciptakan suatu pengarah untuk melakukan suatu tindakan agresif untuk dipenuhi.  Kuncinya untuk menahan kekerasan, menurut teori naluri freud, temukan jalan untuk proses melepaskan dari naluri, seperti bersaing dalam bisnis atau olahraga,menonton olahraga yang agresif, atau membaca tentang kejahatan kejam. 
Aspek yang kontroversi dari teori Freud adalah dia percaya bahwa energi naluri agresif harus dilepaskan dengan berbagai cara. Dia menyebut proses melepaskan dari naluri yaitu catharsis. Catharsis biasanya terjadi karena menambahnya agresi. 

Frustration-Aggression Theory (Berkowitz)
Apabila manusia mempersepsi bahwa dirinya dihambat untuk mencapai tujuan,  frustrasinya akan berubah menjadi agresi. Mereka percaya bahwa agresi adalah reaksi natural terhadap frustasi yang merupakan motivasi penting. Contohnya : seorang anak yang berusaha mengambil mainan dari anak lain mungkin akan mendapatkan sebuah pukulan di hidung dari anak tersebut atau bangsa yang menghalangi keinginan bangsa lain  untuk mendapatkan  minyak atau pelabuhan , bangsa tersebut akan menjadi target peperangan. Oang-orang atau bangsa bereaksi frustasi dengan kemarahan dan agresi. Tidaklah mengejutkan, kekerasan jadi lebih umum antar orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, sebagaimana adanya usaha mereka tersebut terhalang dalam hal-hal paling mendasar  yaitu kebutuhan mereka.

Social Learning Theory (Albert Bandura)
Albert Bandura dan ahli teori social learning lainnya percaya bahwa orang-orang agresif , jika mereka sudah mempelajari bahwa itu bermanfaat. Teori social learning tidak menyangkal bahwa frustasi dapat membuat kita lebih mungkin untuk agresif dan marah, tetapi mereka menyatakan bahwa kita akan bertindak agresif jika kita sudah mempelajari untuk melakukannya. Ahli-ahli teori social learning secara langsung bertentangan dengan topik catharsis freud .



Agresi merupakan perilaku sosial yang dipelajari melalui:
reinforcement: perilaku agresif yang diberi reward
modeling, observation, vicarious reinforcement
pengaruh media: televisi yang memupuk perilaku agresif

Ahli teori social learning, cenderung membantah bahwa aktivitas ini tidak akan mengurangi kekerasan tetapi sebagai gantinya akan meningkatkannya, dengan pengajaran kekerasan kepada orang.

























Teori kognitif agresi
Dalam beberapa tahun terakhir, teori kognitif agresi telah dikembangkan dalam upaya untuk menjelaskan agresi antara individu dan perang yang terjadi terus-menerus di antara negara-negara. Misalnya, Eidelson dan Eidelson (2003) lima keyakinan yang mereka percaya bahwa peperangan terjadi karena:
Keunggulan
Keyakinan bahwa sekelompok orang lebih unggul dari kelompok lain dalam alasan agama, ras atau lainnya membuatnya lebih mudah untuk memandang orang 'rendah'.
Korban ketidakadilan
Banyak kelompok orang menganggap bahwa mereka adalah korban ketidakadilan. Meskipun mereka mungkin memiliki alasan untuk percaya bahwa mereka telah menjadi korban, kepercayaan ini mendorong terjadinya perang dengan membenarkan pembalasan. Tindakan balasan ini membuat kelompok lain merasa bahwa mereka adalah korban ketidakadilan  juga, yang membuat mereka terlibat dalam tindakan baru agresi. Siklus ini akan membuahkan hasil penghukuman korban dari yang dijadikan korban yang tampaknya tak berujung di beberapa kasus
Kerentanan
Keyakinan bahwa kelompok anda rentan terhadap serangan dari kelompok lain kadang-kadang digunakan untuk membenarkan agresi lebih dahulu. Agresi ini membuat kelompok lain dan simpatisan mereka merasa rentan dan menjadi korban serta meningkatkan kemungkinan mereka untuk agresi
Ketidakpercayaan
Beberapa kelompok percaya bahwa kelompok lain tidak bertindak dengan itikad baik, tetapi bermusuhan dan bermaksud melukai mereka. Keyakinan ini sering digunakan untuk menggambarkan musuh sebagai penjahat dan membenarkan perang untuk melawan mereka
Ketidakberdayaan
Beberapa kelompok merasa bahwa mereka tidak dapat memecahkan masalah mereka melalui kerja keras dan negosiasi damai. Bahkan negara-negara kuat kadang-kadang merasa bahwa tidak ada cara damai untuk memecahkan masalah dengan musuh-musuh mereka. Perasaan tidak berdaya membuat perang tampak seperti alternatif yang masuk akal.

Geng-geng kekerasan remaja

The united states telah lama memiliki masalah dengan kejahatan yang dilakukan oleh remaja perkotaan yang tergabung di dalam geng, tetapi dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi peningkatan baik dalam jumlah pemuda dalam geng dan kekerasan yang mereka lakukan. Psikolog Ervin Staub (1996) telah memberikan sebuah teori yang masuk akal untuk menjelaskan peningkatan kekerasan geng di Amerika yang menggabungkan unsur-unsur antara frustrasi-agresi dan teori belajar sosial agresi. Menurut  Staub (1996), masalah dimulai di rumah remaja yang kemudian bergabung dengan geng. Ketika orangtua menggunakan hukuman fisik yang keras untuk mendisiplinkan anak-anak mereka, orang tua merupakan model agresi bagi anak untuk ditiru. Selain itu, anak tersebut cenderung untuk bereaksi terhadap rasa sakit dari hukuman berat dengan perilaku yang lebih agresif. Hal ini sering menyebabkan orang tua untuk mencap anak agresif sebagai 'tidak baik' dan berhenti untuk mengawasi kegiatan- serta memberi anak kebebasan untuk menghabiskan waktu dengan anggota geng yang lebih tua.

Orangtua yang keras dan tidak mampu akan menciptakan anak-anak yang bertindak dengan agresif terhadap teman sekelas mereka di sekolah, serta menyebabkan penolakan oleh sebagian besar rekan-rekan mereka yang kebanyakan takut dan tidak suka pengganggu yang agresif. Tapi geng terdiri dari pemuda agresif lainnya menawarkan tempat untuk anak-anak agresif yang telah ditolak oleh keluarga serta rekan-rekan mereka. Orang yang paling mungkin untuk respek terhadap tindakan agresif dari remaja yang belum dewasa merupakan salah satu dari remaja yang agresif yang telah ditolak oleh keluarga dan teman sebayanya.

Sayangnya, geng menyediakan tempat untuk mendorong perasaan yang kuat  'kami' vs 'mereka'. Geng mendorong anggota mereka untuk membenci dan merendahkan anggota geng lain dan menganggap mereka sebagai 'penentang’.  Konflik antara persaingan geng yang lebih sering dan intens karena penjualan obat terlarang oleh kelompok-kelompok remaja miskin yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk naik di atas dari frustrasi kemiskinan.


Seperti kita semua, pemuda geng hidup dalam masyarakat yang membombardir mereka dengan pesan bahwa kekerasan adalah cara yang efektif untuk memecahkan masalah. Mereka melihatnya di acara televisi, di bioskop, dan mengamati kekerasan yang terjadi dalam rumah dan lingkungan mereka. Jika mereka menonton berita di televisi, mereka melihat suatu bangsa yang memuji kekerasan ketika 'kami' adalah negara bersatu dan 'mereka', misalnya, tentara irak. Kami memberikan perayaan untuk menghormati pemimpin militer yang mengatur pembunuhan ratusan ribu musuh dalam perang, dan kita sering mendorong pahlawan perang kita untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Semua ini memberikan pengalaman belajar sosial yang jelas bahwa membunuh musuh mu tidak hanya bagus saja, tetapi juga merupakan sumber kebanggaan yang besar. Akhirnya, senjata otomatis yang sangat mematikan tersebar luas dalam masyarakat kita serta memudahkan tentara kecil yang kita sebut 'geng' dipersenjatai dengan baik. Dan senjata yang di tangan pemuda  agresif yang percaya bahwa mereka berperang dengan geng lain sering berarti kematian.

Penelitian dibutuhkan dalam tes ini serta teori-teori lain dari munculnya kekerasan geng di Amerika Serikat. Teori Staub cukup meyakinkan, namun masyarakat kita harus bersedia untuk berinvestasi dalam penelitian tentang geng, kekerasan dalam rumah tangga, peperangan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya jika kita ingin menemukan cara untuk mengekang agresi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar